1. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan2. Dan kamu melihat manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah. 3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa pembebasan makkah fath makkah. Dimana saat itu Rasulullah SAW dan para sahabat berhasil membebaskan makkah dari kuasa kaum kafir quraisy dan berbagai macam berhala maupun perbuatan syirik di dalamnya. Ada yang menarik yang harus kita cermati, pada ayat pertama, Allah memberi urutan keterangan bahwa apabila pertolongan Allah dan kemenangan telah datang. Allah meletakan pertolongan Allah sebelum kata kemenangan. Dapatlah kita pahami bahwa syarat mutlak datangnya kemenangan bagi islam adalah ketika Allah sudah berkehendak. Untuk memberikan pertolongannya, wamannashru illa min indillah tidak ada pertolongan kecuali dari sisi Allah – al anfal 10. Di lidah mudah saja kita berucap, “yaiyalah namanya kemenangan pasti karena pertolongan Allah”. Padahal untuk benar-benar mengilmuinya sehingga menjadi salah satu karakter pemikiran kita sehari-hari ini sangat sulit. Tidak ingatkan kita langkah vital yg ditempuh sayyidina Umar ra yang mencopot jabatan khalid ra dari jabatannya sebagai panglima perang utama pasukan muslimin, salah satunya karena saat itu banyak diantara kaum muslimin mulai berpikir bahwa khalid lah sebab2 kemenangan perang-perang yang dilalui oleh muslimin? Padahal kita tahu generasi sahabat adalah generasi yang memiliki tingkat tauhid yang tinggi. Dan itupun masih hampir tergelincir ketika memandang sebab-sebab kemenangan muslimin dalam berbagai perang. Atau ketika sekarang kita melihat cengkraman zionis dalam aspek ekonomi ribawi misalnya, tidak sedikit di antara kita akan terpukul jatuh dan enggan memikirkan bagaimana caranya menembus blokade yang kelihatan begitu kuat dan mengakar. Atau mungkin ada yang akhirnya apatis karena mentok menghadapi situasi dan perhitungan di atas kertas yang begitu lemah. Atau hati yang bergidik melihat kemajuan teknologi musuh-musuh islam. Itu semua karena kita lupa konsep pertolongan Allah, dan kita senantiasa lupa bahwa “walillahi khozaainussawati wal ardh” bagi Allah lah perbendaharaan langit dan bumi – al munafiqun 6 Atau bagaimana mungkin Rasulullah justru harus memulai islam yg kelak akan menerangi ufuk timur dan barat seluruh dunia justru di sebuah tempat yang memiliki SDM yang tidak siap di jamannya arab ditengah panggung besar romawi dan persia? Semua agar kita belajar bahwa pernak-pernik dunia yang kasat mata bukanlah kunci utama kemenangan islam. Kunci kemenangan islam adalah pertolongan Allah, pertolongan yang hanya akan Allah berikan kepada mereka yang pantas untuk mengibarkan bendera kejayaan islam sekali lagi. Yang lurus tauhidnya, dalam ilmunya, kuat jihadnya, lembut ukhuwahnya, ikhlas amalnya. Pada ayat kedua, masih dengan pembahasan yang mirip dengan ayat pertama, bahwa sebab dari masuknya berbondong-bondong manusia adalah karena pertolongan Allah. “Dan bukanlah kewajibanmu untuk memberi mereka petunjuk, namun Allah yang memberi petunjuk kepada siapa yang ia kehendaki” Al-baqarah 272 Jika pertolongan itu telah datang, dan kau merasakan kemengan.. Bagian yang paling menarik dari ayat ini ada pada ayat terakhir, dari 2 ayat prolog, di satu ayat terakhir ini Allah memberikan perintah kepada kita dengan sebuah nilai tauhid yang sangat dalam dan indah ; Setelah Allah memberikan pertolongan dan kita mendapatkan kemenangan dan banyaknya manusia yang masuk ke dalam islam, Allah perintahkan kita untuk “Maka bertasbihlah sucikan dengan memuji Rabbmu dan mohon ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat” Mengapa ketika kita sudah mendapatkan kemenangan, Allah memerintahkan kita untuk mensucikan Nama-Nya dengan memuji-Nya, lalu memohon Ampunan? Perlu diketahui dan kita perhatikan bersama, tujuan dari bertasbih adalah untuk menyucikan Allah azza wa jalla dari berbagai macam kekurangan dan sifat-sifat yang mustahil bagi Dzat-Nya. Kita diperintahkan untuk mensucikan-Nya ketika mendapat kemenangan agar kita tetap sadar dan mengilmui sepenuhnya bahwa tidak mungkin kemenangan itu lepas dari campur tangan Allah meski hanya sepersekian persen. Allah tidak mengantuk dan tidak tidur, tidak lalai dan lepas dari apapun yang terjadi, termasuk dalam kemenangan dakwah. Rasulullah, teladan kita, memang benar apa kata ibunda aisyah ra, bahwa beliau adalah al qur’an yang berjalan. Beliau mengajarkan kita makna ayat ini seutuhnya, di kala pembebasan makkah, beliau tundukan kepala dalam dalam seraya memuji muji Rabbnya. Seolah-olah seluruh manusia bertanya, “sikap pemenang macam apa ini?”. Islam hadir untuk benar benar memberikan parameter baru dalam akhlaq, dikala pemenang di seluruh dunia merayakan kemenangan dengan sikap tubuh yang angkuh, islam ajarkan perayaan yang lebih indah, syahdu, tapi keras merontokan kesombongan penentang-penentangnya. Memang kemenangan bersama Allah jauh lebih indah dan terjamin daripada menang bersama ego dan keangkuhan. Meskipun yang kita kalahkan orang kafir sekalipun, Allah dengan kasih sayang-Nya mencegah kita untuk angkuh barang sedetikpun. Karena mereka yang melupakan Allah dalam kemenangan, hanya tinggal menunggu waktu untuk dilumat oleh kekalahan. Sucikan Allah dengan pujian, karena kita hanyalah cangkang kosong yang tak berarti tanpa pertolongan-Nya, di hari kemenangan itu, kebaikan tertinggi hanya pantas kita sematkan kepada Allah, dan Allah akan menyematkan sebaik baik derajat pada hamba hamba yang senantiasa berdzikir kepada-Nya. Dan mohonlah ampun, karena Rasulullah yang ma’shum itupun bertobat 100 kali dalam sehari. Bertobat dan memohon ampun tidak hanya dilakukan ketika kita sadar’ baru melakukan dosa, tapi juga patut dilakukan ketika kita merasa tak berdosa, dan patut dilakukan pada momen2 dimana hati kita berpotensi untuk terjangkit rasa ujub dan sombong, contohnya ketika kita mendapatkan kemenangan. Rasulullah senantiasa berdoa “allahummagfirli, watub’alayya innaka antattawabul ghofur” setelah beliau memberikan pengajaran kepada para sahabat. Bukankah mengajarkan ilmu adalah ibadah dan kebaikan? Untuk apa Rasulullah meminta ampun? Untuk apa apa yang mungkin tersirat dalam hati tanpa sadar bahwa kebaikan yang kita lakukan justru membuat kita menjadi sombong dan ujub. Kita yang merasa menjadi sumber hidayah dan ilmu orang lain, kita yang merasa paling sedikit celanya dan paling indah akhlaqnya. Dan tentu memohon ampun kepada Allah melatih jiwa untuk menyadari kita ini hamba yg lemah dan mudah berbuat dosa, jangan sibuk mengagumi diri, lebih baik sibuk menghisab diri. Sungguh, Allah Maha Penerima Taubat. Jikapun ada yang terlanjur salah dalam sikap kita menerima kemenangan, bertaubat lah, karena Allah Maha Pengampun. Kesimpulan.. 1. Selayaknya seorang mukmin harus senantiasa optimis dalam memperjuangkan tegaknya tauhid di muka bumi ini seberapapun banyak dan kuatnya musuh-musuh islam. Karena sesungguhnya, sumber kemenangan kita sudah jelas dan mutlak, yaitu pertolongan Allah, tidak usah pusing bagaimana pertolongan Allah itu akan datang, “mataa nashrullah? Alaa inna nashrollohi qoriib” bilakah datang pertolongan Allah? Sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat – Al baqarah 214. Pertolongan Allah itu dekat, dan akan datang dari arah yang tidak kita sangka-sangka, tidak kita duga, penuh kejutan. Jangan sibuk memikirkan bagaimana jika begini dan begitu, cukup sibuk memikirkan bagaimana caranya agar kita menjadi kaum yang pantas untuk diberikan kemenangan oleh Allah, “Allah tidak akan mengubah nikmat yang diberikan pada suatu kaum, hingga kaum tersebut merubah apa-apa yang ada pada diri mereka” – Al Anfal 53. Tidak ada sejarahnya islam kalah karena musuh-musuh yang kuat, islam kalah ketika para pemeluknya mulai hidup dengan cara-cara yang jauh dari nilai-nilai islam itu sendiri. Perang uhud, momen kekalahan yang menyakitkan, yang terjadi bahkan ketika Rasulullah masih ada ditengah-tengah kaum muslimin, Apa sebabnya? Ketika para pasukan pemanah mengabaikan perintah Rasulullah untuk bertahan di post masing-masing karena sesaat muncul ketamakan pada hati-hati mereka untuk berebut ghanimah. Atau ketika perang hunain, pasukan muslimin juga hampir kalah saat Rasulullah masih ada di tengah-tengah mereka, mengapa? Sekelompok orang mengikuti perang dengan rasa takabbur bahwa mereka akan menang karena jumlah mereka yang banyak, Allah mereka lupakan dari sebab-sebab kemengan itu. Bayangkan, kehadiran Rasulullah di tengah-tengah pasukan muslimin pun tidak dapat menjamin kemenangan jika masih ada penyakit-penyakit’ yang menggerogoti tauhid di dalam tubuh pasukan dan masih ada sekelompok orang yang enggan mematuhi sunnah-sunnah ataupun perintah Nabinya. 2. Syaithan itu memiliki perjuangan yang luar biasa dalam menggelincirkan manusia, mudah bagi makhluk laknat itu berbisik kepada kita agar kita terus senantiasa menjadikan asbab-asbab selain Allah sebagai sumber kemenangan yang kita kejar sepenuh hati, sampai akhirnya kita sadar bahwa diujung jalan itu hanya ada jalan buntu dan kita tidak menemukan kemenangan dimanapun. 3. Dalam persoalan memenangankan Agama Allah saja, kita wajib merayakannya dengan menyandarkan segala macam pujian dan kehebatan kepada-Nya, mentasbihkan-Nya, apatah lagi soal-soal kemenangan kecil yang bersifat duniawi. 4. Salah satu ukuran tauhid seseorang, bisa dilihat seberapa jernih mata batinnya untuk menyandarkan segala sesuatu kebaikan yang terjadi dalam urusan dunia dan akhiratnya kepada Allah azza wa jalla semata-mata, hatta dalam urusan ibadah. Karena perlu kita sadari bersama, seberapapun banyaknya amal saleh kita, yang tampak maupun yang tersembunyi, semua bisa kita lakukan karena 100% kontribusi Allah, contoh ketika kita melakukan ibadah tersenyum kepada orang lain saja, kita sudah menggunakan banyak modal’ dari Allah ; – Berapa banyak syaraf tubuh yang bekerja untuk menghasilkan satu senyuman Indah. – Berapa cepat impuls yang bergerak dalam syaraf kita untuk menghasilkan senyuman tepat pada waktunya, gak lucu kan kita bertemu seseorang dan baru tersenyum 5 detik setelahnya, orangnya udah kabur bro. – Akal sehat yang Allah berikan kepada kita sehingga kita bisa memilih untuk tersenyum ketika bertemu orang tersebut dari sekian banyak pilihan sikap yang bisa kita perbuat seperti acuh tak acuh, buang muka, pura-pura main hp, dsb. Ingin menangis rasanya jika ingat kita ini hanya cangkang kosong tanpa kebaikan-kebaikan dari-Nya. Allahu’alam bishshawab
Konten ini adalah kiriman dari pembaca Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini. Oleh Ustadz Ismail Hamid Gambar Ilustrasi – Kapankah pertolongan Allah itu datang? padahal lebih dari 5 ribu syuhada yang gugur, lebih dari 10 ribu orang dipenjara dan 20 ribu korban luka-luka. Pertanyaan yang dilontarkan orang-orang mukmin yang benar-benar berjihad dan mengorbankan seluruh harta bahkan jiwanya untuk dakwah ini, sangat manusiawi . Apakah pertolongan Allah itu datang terlambat? kenapa? dan apa penyebabnya? kapankah pertolongan Allah itu hadir di hadapan kita? Seluruh pertanyaan-pertanyaan ini bisa kita temukan jawabannya setelah kita mentadabburi surat al-Ahzab tentang pertolongan Allah SWT yang selama ini kita mimpikan. Sesungguhnya sebuah kemenangan itu memiliki kaidah dan sebab-sebab bagaimana kita meraih kemenangan yang hakiki dalam sepuluh poin berikut Pertama, Kemenangan itu sebuah keniscayaan dan kepastian, bahkan memiliki “pasukan” yang hanya diturunkan dan diketahui Allah semata. Siapa pun tidak mengetahuinya kapan diturunkan “pasukan” itu dan seperti apa turunnya. Hanya Allah saja yang Maha Mengetahui. Bisa jadi “Pasukan” penolong itu ada dalam barisan musuh, dan bisa jadi pasukan Allah itu dalam bentuk yang lain, seperti Angin, gempa, dan lain-lain. Namun kita tidak dapat melihat pasukan itu; “lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya…” Semua ini merupakan penuh hikmah dan agar kita selalu husnudzan dengan Allah SWT bahwa pasukan Allah itu bukan hanya berbentuk manusia Kedua, Pertolongan Allah itu sangat dekat dan akan diberikan Allah ketika kita juga memberikan kontribusi yang terbaik yang kita miliki. Dari harta yang terbaik, bahkan jiwa dan raga kita sudah siap kita berikan untuk perjuangan dakwah dan kebangkitan Islam. “Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.”… al-Ahzab9 Ketiga, Pertolongan Allah itu dekat ketika fitnah dan cobaan itu semakin berat, dan ketika pasukan pembela kejahatan itu bersatu melawan. Mereka bersatu untuk melawan Ahlul Haq Pembela kebenaran dan mereka terus melakukan konspirasi terhadap Islam, bahkan Seluruh kekuatan Yahudi Yahudi internasional, Salibis dan seluruh kekuatan mereka bersatu melawan umat Islam dari segala penjuru, seperti yg difirmankan Allah “Yaitu ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan hatimu naik menyesak” Maka pada saat-saat seperti ini pertolongan Allah itu akan datang kepadamu al-Ahzab10 Keempat, ketika ujian itu semakin berat dirasakan oleh kaum mukminin, bahkan dirasakan sampai seperti mencekik leher dan tenggorokan “Dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka.” maka datanglah pertolongan itu. Kelima, Pertolongan Allah itu sangat dekat ketika Umat Islam bersatu dan kaum munafik ditampakkan Allah konspirasi mereka terhadap kita. Dan ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya” Pertolongan Allah itu dekat ketika segala upaya dan usaha kaum mukminin sudah maksimal dan kaum munafik berusaha lari dari peperangan. Dan sebahagian dari mereka minta izin kepada Nabi untuk kembali pulang dengan berkata “Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka tidak ada penjaga”. Ketujuh, Pertolongan Allah itu sangat dekat ketika ditampakkan oleh Allah siapa saja yang telah berkhianat dan bahkan mengatasnamakan agama. Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya “Marilah kepada kami”. Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar.Al-Ahzab8. Sehingga mereka lari dari kehidupan kita! Kedelapan, Kita berhak mendapatkan pertolongan Allah jika kita benar-benar menjalankan sunnah-sunnah Rasulullah SAW dan menjadikan qudwah dalam kehidupan. Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah.. yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. QS Al-Ahzab Ayat 21 Kesembilan, Pertolongan Allah itu sangat dekat ketika kita menjaga hubungan kita dengan Allah, menyerahkan semua urusannya hanya kepada Allah. Sehingga dengan keimanan itu kita selalu yakin dan tsiqah percaya bahwa pertolongan Allah itu sudah dekat! Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita” “.Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan. Al-Ahzab22 Kesepuluh, Pertolongan Allah itu sangat dekat ketika kaum mukminin itu menjaga janji setianya baiat untuk tetap berada dalam kebenaran.. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah janjinya.Al-Ahzab 23 Semoga kita selalu dijaga oleh Allah untuk selalu berada dalam Shaf dan Jamaah ini, bisa mengakhiri kehidupan dengan husnul Khatimah. Wallahu A’lam. sbb/dakwatuna. Redaktur Saiful Bahri Beri NilaiLoading... Mahasiswa S1 Universitas al-Azhar Cairo fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir.
Rasatawakal dan berserah diri pada Allah itulah sifat utama yang dapat mendatangkan pertolongan Allah pada kita. Rasa tawakal dan yakin akan pertolonga Allah itu juga akan membebaskan kita dari rasa gelisah, panik, takut, cemas, tertekan, stres berkepanjangan yang dapat mengacaukan jalan fikiran dan ketahanan tubuh kita. AL ANFAL AYAT 9-10
Saat kita meminta kepada Allah tentunya kita berharap pertolongan Allah datang secepat mungkin. Tapi seringkali, pertolongan itu setelah ditunggu, tidak juga datang sampai bahkan kita merasa capai menunggunya. Kita merasa sudah meminta dengan sungguh-sungguh dan sudah juga beribadah, tapi pertolongan yang diharapkan itu tidak juga segera datang. Ilmu Allah itu jauh lebih luas dari ilmu manusia. Allah paling tahu kapan waktu yang tepat seorang hamba mendapatkan pertolongannya. Janganlah bosan berharap pertolongannya, karena Allah senang sekali kepada hamba yang selalu berharap kepadaNya....gravitasiquranrahmatullahnoorhidayat Yuk sama-sama ngafalin Qur’an di komunitas SANTAF Gravitasi Qur’an sobat, kalian akan di bimbing oleh Ust Rahmatullah, Info lebih lanjut disini follow dan subscribe🌐 Website Youtube Facebook Instagram Akhirnya Biarkan Allah yang menyelesaikan masalahmu dengan caraNya. Catatannya yang penting kita penuhi syaratnya. Syarat-syarat agar pertolongan Allah datang 1. Ikhlas dalam beraktifitas 2. Berpegang teguhlah Ketakwaanmu 3. Istiqomah berpegang al-Haq 4. Berpegang teguh Islamul kaffah 5. Terus menerus di atas Dzikrullah 6. Kokoh di atas kesabaran “…Kapankah datangnya pertolongan Allah? Ketahuilah olehmu, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Al-Baqarah 214Ayat ke-214 dari Surah Al-Baqarah ini turun pada waktu perang Khandaq, dimana umat Islam ditimpa kesulitan, keletihan, kelaparan dan bermacam-macam penderitaan. Sedangkan kaum musyrikin memperlihatkan permusuhannya dengan gencar, sehingga para sahabat ada yang mengeluh. Rasul pun bertanya Kapankah datang pertolongan Allah? Allah menjawab “Ketahuilah olehmu, bahwa pertolongan Allah itu dekat.”Ayat ini merupakan jawaban sekaligus janji Allah atas pertanyaan hamba-Nya tentang kapan datangnya pertolongan Allah. Kita semua tentu yakin bahwa Allah tidak akan ingkar janji. “…Sesungguhnya Allah tidak mengingkari janji.” Ali Imran 9Ketika berbagai persoalan hidup datang silih berganti mendera seseorang. Ketika kesulitan demi kesulitan tak henti-hentinya mengiringi langkah kakinya. Ketika segala usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik seolah menemui jalan buntu. Ketika itu, seseorang mungkin bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa semua ini terjadi? Kapan pertolongan Allah akan datang?Pertanyaan dengan nada agak menggugat’ ketetapan Allah disertai rasa ragu akan datangnya pertolongan dari-Nya, pada hakekatnya menunjukkan keputusasaan serta ketidaksabaran seseorang dalam menjalani proses kehidupan ini merupakan proses perjalanan panjang manusia, lengkap dengan lika-liku serta pernak perniknya yang harus terus dijalani dengan selalu memohon bimbingan serta petunjuk duka, derita, kesedihan, serta segala bentuk ujian dan cobaan hanyalah sebuah cara Allah untuk mengingatkan manusia agar tidak terlena dalam buaian suka, gembira, senang, serta berbagai bentuk kebahagiaan warna-warni kehidupan yang hadir mengiringi langkah kaki kita hanyalah peristiwa sesaat yang selalu datang silih berganti. Kesenangan hanyalah sesaat, pun kesedihan tidak akan berlangsung lama. Duka hanya sekedar mampir, suka pun datang menggantikannya. Ketika kesengsaraan menyapa kita, kebahagiaan sudah siap menjemput kita. Demikian seterusnya, tidak ada yang abadi, semua hanyalah peristiwa temporal, sesaat yang datang silih berganti, saling sinilah letak keadilan Allah. Kebahagiaan akan terasa begitu indah, ketika sebelumnya kita mengecap rasanya kesengsaraan. Suka menjadi pelipur lara yang begitu berharga, ketika duka lebih dahulu menyapa kita. Pun kesenangan menjadi sangat berarti, ketika sebelumnya kesedihan akrab menemani kita. Manis akan terasa manis, setelah kita mengecap rasanya demikian tidak sepatutnya lagi kita mempertanyakan kenapa ada derita ketika bahagia tercipta, kenapa ada sang hitam, jika putih menyenangkan.* Ruang Inspirasi, Rabu, 3 NovemberPertolonganAllah Pasti Datang; Didapatkannya pun dengan pertolongan Allah. Siapa yang tak merinding mendengarnya? Tak ada seorang pun yang dapat mengetahui kapan kita akan mati. Ketika ajal datang menemui kita, pada umumnya keluarga akan bingung kemana hendak memakamkan, mereka akan meminta bantuan RT, RW, tetangga atau sanak saudaraAllahSWT memberikan pertolongan kepada hamba-Nya saat terjepit REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Allah SWT senantiasa menolong hamba-Nya saat dalam kondisi sulit. Bantuan dari Allah SWT kepada umatnya juga telah dikisahkan dalam Alquran. Dilansir dari laman Saaid pada Senin (15/3), berikut beberapa pertolongan yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya, Padaprinsipnya, Allah sudah memberi informasi tentang siapa yang akan mendapatkan pertolongan dari-Nya. "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, maka Allah akan menolongmu dan mengukuhkan pendirianmu." (Q.S. Muhammad: 7) Dalam ayat lain disebutkan, "Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al Baqarah 214) Dalam surat Al Ankabut ayat 2-3 Allah mengingatkan bahwa ia tidak akan membiarkan seseorang mengatakan bahwa dirinya telah beriman, sebelum ia mengujinya dengan berbagai ujian yang berupa penderitaan ,ketakutan , kegoncangan dan kepahitan hidup. .